PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah
satu Sosiolog Jerman bernama Ferdinand Tonnies yang mengemukakan pemikirannya
tentang masyarakat. Olehnya, masyarakat di bagi menjadi dua dengan sebutan gemeinschaft dan gesselschaft. Istilah ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan community and Society, yang pada
dasarnya berhubungan dengan istilah solidaritas mekanik dan organik. Bagi
Tonnies, masyarakat gemeinschaft
mencerminkan satu kemauan alamiah dan memperlihatkan satu struktur sosial yang
ditandai kesatuan organik, tradisi yang kuat, hubungan yang menyeluruh, dan
memperlihatkan spontanitas dalam perilaku. Sedangkan masyarakat gesselschaft ditandai oleh kemuauan yang
rasional, lebih direncanakan, serta mengutamakan hubungan sosial yang
didasarkan pada spesialisasi tertentu.[1]
Maka,
pada pembahasan ini kami akan menyampaikan biografi dari sosiolog Ferdinand
Tonnies, karya-karyanya, dan pemikirannya tentang masyarakat yang mengalami
perubahan sosial hingga mereka bisa disebut masyarakat yang menjadi dua
karakter.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dari Ferdinand
Tonnies?
2. Apa saja karya dari Ferdinand Tonnies?
3. Bagaimana pemikiran Ferdinand Tonnies
tentang perubahan sosial?
II PEMBAHASAN
A. Biografi Ferdinand Tonnies
Ferdinand
Tonnies lahir tahun 1855, dilahirkan dalam keluarga Lutheran di daerah
pertanian Eiderstedt dekat pesisir pantai Schleswig, Holstein, Jerman Timur. Dalam
bidang pendidikan, dia mendapatkan gelar doktor dari Universitas Tubingen pada
tahun 1887, setelah itu dia menjadi Dosen di Universitas Kiel yang mengajar
filsafat, ekonomi, statistik pada tahun 1881 sampai berhasil menjadi Guru Besar
Emiritus. Tetapi pada tahun 1933
kemudian di cabut oleh Nazi karena semasa hidupnya ia aktif menentang
gerakan Nazi di Jerman.[2]
Ferdinand
Tonnies merupakan salah seorang sosiolog jerman yang turut membangun institusi
terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi jerman dan bersama dengan Max
Weber, George Simmel, Werner Sombart, dan lainnya yang melatarbelakangi
berdirinya German Sosiologycal Assosiation pada tahun 1909.[3]
B. Karya-karya Ferdinand Tonnies
Karya
Tonnies yang paling terkenal dan berpengaruh, diantaranya adalah:
1. Gemeinschaft
und Gesselschaft yang diliris pada tahun 1887. Karya
ini merupakan satu-satunya yang dihargai secara umum di Amerika.
3. Custom
pada tahun 1909.
C. Pemikiran Ferdinand Tonnies tentang
Perubahan Sosial
Tonnies
terkenal dengan teorinya mengenai gemeinschaft
dan geselschaft sebagai dua
bentuk menyertai perkembangan kelompok-kelompok sosial. Gemeinschaft (Paguyuban) adalah
kelompok-kelompok yang dekat, sedangkan gesellschaft
(Patembayan) adalah masyarakat
luas yang kelompok. Menurut Tonnies gemeinschaft
merupakan situasi yang berorientasi pada nilai, aspiratif, memiliki peran
dan terkadang sebagai kebiasaan asal yang mendominasi kekuatan sosial.
Paguyuban bentuknya lebih bersifat murni dan alami serta kekal. Karena
didasarkan pada rasa cinta, persatuan batin yang nyata, kasih sayang, dan di
nyatakan dengan sebuha bentuk kepedulian. Kita dapat menemukan hal ini di dalam
sebuah keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebaginya.[6]
Dalam paguyuban jika ditemukan suatu pertentangan tidak dapat diatasi sendiri
melainkan secara menyeluruh dengan anggota yang lainnya. Oleh Tonnies pun, menyebutkan
ciri-ciri pokok paguyuban seperti: intimate
(hubungan menyeluruh yang mesra), private
(bersifat pribadi), exclusive
(berlaku untuk kita, tidak untuk orang diluar kita).[7]
Gemeinschaft (Patembayan)
merupakan bentuk kehidupan yang lahir
dari keinginan untuk berhubungan didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan
tindakan. Perasamaan prinsip dan tujuan merupakan faktor penguat hubungan
sosial, dan diperkuat dengan interaksi antar individu. Gesellschaft merupakan konsep yang menunjukkan pada hubungan
anggota masyarakat yang memiliki ikatan yang lemah, kadangkala antar idividu
malah tidak mengenal seperti nilai, norma, dan sikap menjadi kurang berperan
dengan baik. Tetapi, Patembayan ini lebih berjangka waktu pendek, dan rasional. Biasanya terdapat hubungan
perjanjian yang bersifat timbal balik, contohnya kumpulan para pedagang,
organisasi dalam suatu industri, dan sebagainya.[8]
Tonnies
memaparkan gemeinschaft dan gesselschaft seperti bentuk kemauan
asasi manusia yaitu wessenwille dan kurwille. wessenwille yaitu bentuk-bentuk kehendak atau yang di kodratkan, berakar
pada manusia dan diperkuat oleh agama dan kepercayaan yang berlaku di dalam
bagian tubuh dan perilaku atau kekuatan naluriah. Sedangkan kurwille merupakan bentuk-bentuk didasarkan
pada akal manusia yang ditujukan pada tujuan-tujuan tertentu dan sifat
rasionalnya dengan menggunakan alat-alat dari unsur-unsur kehidupan lainnya.
Tonnies
membedakan gemeinschaft menjadi tiga
jenis. Yaitu:
1.
Gemeinschaft of blood:
gemeinschaft yang mendasarkan diri
pada ikatan darah atau keturunan, contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
2.
Gemeinschaft of place (locality): gemeinschaft yang
didasarkan pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan
untuk terjadi saling menolong. Misalnya rukun tetangga, rukun warga, arisan.
3.
Gemeinschaft of mind: gemeinschaft yang
mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran yang sama walaupun tak mempunyai
hubungan darah ataupun bertempat tinggal yang berdekatan.
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ferdinand Tonnies adalah sosiolog yang
lahir di Jerman dan menempuh hidupnya dengan mengajar di Universitas Kiel sejak
tahun 1881. Beberapa karyanya yang terpublikasi ada 4, yaitu gemeinschaft und gesellschaft, custom, An
introduction Sociology, dan Sosiologycal
studies and criticism. Sedangkan buah pemikirannya yang paling berpengaruh
bagi dunia pendidikan adalah gemeinschaft
und gesselschaft. Gemeinschaft adalah
bentuk kehidupan bersama, dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang
murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta
dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Hubungan seperti ini
dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabtan, rukun tetangga, dan
lain-lain. Sedangkan gesselschaft
adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek.
Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya adalah ikatan
para pedagang, karyawan satu pabrik, dan sebagainya.
Dari pemikirannya kita tahu bahwa,
menurutnya masyarakat mengalami perubahan situasi sosial, yang kemudian olehnya
masyarakat terbagi menjadi masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Dalam
gemeinschaft, Tonnies membaginya menjadi tiga yaitu gemeinschaft of blood, gemeinschaft of place, and gemeinschaft of mind.
Tetapi untuk gesselschaft, Tonnies tidak menjelaskan lebih lanjut dan mendalam.
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat,
kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka kritik dan
saran serta bimbingan dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan untuk
memperbaiki pemahaman dari penulisan makalah ini. Atas kerjasama dari
peristiwa, kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
Pendidikan Sosiologi UNY 2012: Makalah
Teori Sosiologi Klasik Ferdinand Tonnies, alamat:
gurumudasosiologi.blogspot.co.id/2013/12/makalah-teori-sosiologi-klasik.html?m=1.
Johnson, Doyle Paul, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta:
Gramedia).
Nanang
Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: perspektif klasik modern, postmodern, da
poskolonial. (Jakarta: Rajawali press, 2014).
Soerjono
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,
(Jakarta: Raja Grafindo, 1999).
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: dari Comte hingga Parsons, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010).
[1] Anonim, Pendidikan Sosiologi UNY
2012: Makalah Teori Sosiologi Klasik Ferdinand Tonnies, alamat: gurumudasosiologi.blogspot.co.id/2013/12/makalah-teori-sosiologi-klasik.html?m=1.
[2] Wardi Bachtiar, Sosiologi
Klasik: dari Comte hingga Parsons, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm:
79.
[3] Doyle Paul Johnson, Teori
Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: Gramedia).
[4] Nanang Martono, Sosiologi
Perubahan Sosial: Persektif Klasik, Modern, Postmodern, (Jakarta: Rajawali
Press, 2014), hlm: 52.
[5] Soerjono Soekanto, Sosiologi
Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo, 1999), hlm: 448.
[6] Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Grafindo, 2014), hlm: 353.
[7] Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, hlm: 116.
[8] Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, hlm: 114.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar