Minggu, 19 Juni 2016

Teori Ferdinand Tonnies



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu Sosiolog Jerman bernama Ferdinand Tonnies yang mengemukakan pemikirannya tentang masyarakat. Olehnya, masyarakat di bagi menjadi dua dengan sebutan gemeinschaft dan gesselschaft. Istilah ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan community and Society, yang pada dasarnya berhubungan dengan istilah solidaritas mekanik dan organik. Bagi Tonnies, masyarakat gemeinschaft mencerminkan satu kemauan alamiah dan memperlihatkan satu struktur sosial yang ditandai kesatuan organik, tradisi yang kuat, hubungan yang menyeluruh, dan memperlihatkan spontanitas dalam perilaku. Sedangkan masyarakat gesselschaft ditandai oleh kemuauan yang rasional, lebih direncanakan, serta mengutamakan hubungan sosial yang didasarkan pada spesialisasi tertentu.[1]
Maka, pada pembahasan ini kami akan menyampaikan biografi dari sosiolog Ferdinand Tonnies, karya-karyanya, dan pemikirannya tentang masyarakat yang mengalami perubahan sosial hingga mereka bisa disebut masyarakat yang menjadi dua karakter.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana biografi dari Ferdinand Tonnies?
2.      Apa saja karya dari Ferdinand Tonnies?
3.      Bagaimana pemikiran Ferdinand Tonnies tentang perubahan sosial?
II       PEMBAHASAN
A.    Biografi Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies lahir tahun 1855, dilahirkan dalam keluarga Lutheran di daerah pertanian Eiderstedt dekat pesisir pantai Schleswig, Holstein, Jerman Timur. Dalam bidang pendidikan, dia mendapatkan gelar doktor dari Universitas Tubingen pada tahun 1887, setelah itu dia menjadi Dosen di Universitas Kiel yang mengajar filsafat, ekonomi, statistik pada tahun 1881 sampai berhasil menjadi Guru Besar Emiritus. Tetapi pada tahun 1933  kemudian di cabut oleh Nazi karena semasa hidupnya ia aktif menentang gerakan Nazi di Jerman.[2]
Ferdinand Tonnies merupakan salah seorang sosiolog jerman yang turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi jerman dan bersama dengan Max Weber, George Simmel, Werner Sombart, dan lainnya yang melatarbelakangi berdirinya German Sosiologycal Assosiation pada tahun 1909.[3]
B.     Karya-karya Ferdinand Tonnies
Karya Tonnies yang paling terkenal dan berpengaruh, diantaranya adalah:
1.      Gemeinschaft und Gesselschaft yang diliris pada tahun 1887. Karya ini merupakan satu-satunya yang dihargai secara umum di Amerika.
2.      Einfuhrung in Die Soziologie (An Introduction to Sociology) pada tahun 1937.[4]
3.      Custom pada tahun 1909.
4.      Sociological Studies and Criticism pada tahu 1952 sampai 3 jilid. [5]
C.     Pemikiran Ferdinand Tonnies tentang Perubahan Sosial
Tonnies terkenal dengan teorinya mengenai gemeinschaft dan geselschaft sebagai dua bentuk menyertai perkembangan kelompok-kelompok sosial. Gemeinschaft (Paguyuban) adalah kelompok-kelompok yang dekat, sedangkan gesellschaft (Patembayan) adalah masyarakat luas yang kelompok. Menurut Tonnies gemeinschaft merupakan situasi yang berorientasi pada nilai, aspiratif, memiliki peran dan terkadang sebagai kebiasaan asal yang mendominasi kekuatan sosial. Paguyuban bentuknya lebih bersifat murni dan alami serta kekal. Karena didasarkan pada rasa cinta, persatuan batin yang nyata, kasih sayang, dan di nyatakan dengan sebuha bentuk kepedulian. Kita dapat menemukan hal ini di dalam sebuah keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebaginya.[6] Dalam paguyuban jika ditemukan suatu pertentangan tidak dapat diatasi sendiri melainkan secara menyeluruh dengan anggota yang lainnya. Oleh Tonnies pun, menyebutkan ciri-ciri pokok paguyuban seperti: intimate (hubungan menyeluruh yang mesra), private (bersifat pribadi), exclusive (berlaku untuk kita, tidak untuk orang diluar kita).[7]  
Gemeinschaft (Patembayan) merupakan bentuk kehidupan yang lahir dari keinginan untuk berhubungan didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan. Perasamaan prinsip dan tujuan merupakan faktor penguat hubungan sosial, dan diperkuat dengan interaksi antar individu. Gesellschaft merupakan konsep yang menunjukkan pada hubungan anggota masyarakat yang memiliki ikatan yang lemah, kadangkala antar idividu malah tidak mengenal seperti nilai, norma, dan sikap menjadi kurang berperan dengan baik. Tetapi, Patembayan ini lebih berjangka waktu pendek,  dan rasional. Biasanya terdapat hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik, contohnya kumpulan para pedagang, organisasi dalam suatu industri, dan sebagainya.[8]
Tonnies memaparkan gemeinschaft dan gesselschaft seperti bentuk kemauan asasi manusia yaitu wessenwille dan kurwille. wessenwille yaitu bentuk-bentuk kehendak atau yang di kodratkan, berakar pada manusia dan diperkuat oleh agama dan kepercayaan yang berlaku di dalam bagian tubuh dan perilaku atau kekuatan naluriah. Sedangkan kurwille merupakan bentuk-bentuk didasarkan pada akal manusia yang ditujukan pada tujuan-tujuan tertentu dan sifat rasionalnya dengan menggunakan alat-alat dari unsur-unsur kehidupan lainnya.
Tonnies membedakan gemeinschaft menjadi tiga jenis. Yaitu:
1.      Gemeinschaft of blood: gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan, contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
2.      Gemeinschaft of place (locality): gemeinschaft yang didasarkan pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk terjadi saling menolong. Misalnya rukun tetangga, rukun warga, arisan.
3.     Gemeinschaft of mind: gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran yang sama walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun bertempat tinggal yang berdekatan.    


III      PENUTUP
A.   Kesimpulan
Ferdinand Tonnies adalah sosiolog yang lahir di Jerman dan menempuh hidupnya dengan mengajar di Universitas Kiel sejak tahun 1881. Beberapa karyanya yang terpublikasi ada 4, yaitu gemeinschaft und gesellschaft, custom, An introduction Sociology, dan Sosiologycal studies and criticism. Sedangkan buah pemikirannya yang paling berpengaruh bagi dunia pendidikan adalah gemeinschaft und gesselschaft.  Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama, dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabtan, rukun tetangga, dan lain-lain. Sedangkan gesselschaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya adalah ikatan para pedagang, karyawan satu pabrik, dan sebagainya.
Dari pemikirannya kita tahu bahwa, menurutnya masyarakat mengalami perubahan situasi sosial, yang kemudian olehnya masyarakat terbagi menjadi masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Dalam gemeinschaft, Tonnies membaginya menjadi tiga yaitu gemeinschaft of blood, gemeinschaft of place, and gemeinschaft of mind. Tetapi untuk gesselschaft, Tonnies tidak menjelaskan lebih lanjut dan mendalam.
B.   Kritik dan Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka kritik dan saran serta bimbingan dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan untuk memperbaiki pemahaman dari penulisan makalah ini. Atas kerjasama dari peristiwa, kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Pendidikan Sosiologi UNY 2012: Makalah Teori Sosiologi Klasik Ferdinand Tonnies, alamat: gurumudasosiologi.blogspot.co.id/2013/12/makalah-teori-sosiologi-klasik.html?m=1.
Johnson, Doyle Paul, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: Gramedia).
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: perspektif klasik modern, postmodern, da poskolonial. (Jakarta: Rajawali press, 2014).
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo, 1999).
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: dari Comte hingga Parsons, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010).



[1] Anonim, Pendidikan Sosiologi UNY 2012: Makalah Teori Sosiologi Klasik Ferdinand Tonnies, alamat: gurumudasosiologi.blogspot.co.id/2013/12/makalah-teori-sosiologi-klasik.html?m=1.
[2] Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: dari Comte hingga Parsons, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm: 79.
[3] Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: Gramedia).
[4] Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Persektif Klasik, Modern, Postmodern, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), hlm: 52.
[5] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo, 1999), hlm: 448.
[6] Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Grafindo, 2014), hlm: 353.
[7] Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, hlm: 116.
[8] Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, hlm: 114.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar